Guru Kreatip Murip Inovatip Pengamat pendidikan Universitas Negeri Medan Prof Khairil Ansari mengatakan, kualitas guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Tentunya sangat berpengaruh, bagaimana anak didik bisa bagus kalau yang mengajarnya tidak berbobot.Makanya guru jangan pernah merasa cukup puas dengan ilmu yang sudah diraihnya, namun ia harus terus semakin giat belajar," katanya di Medan, Rabu.
Hal tersebut dikatakannya menanggapi semakin rendahnya peringkat guru di Sumatera Utara (Sumut) dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Awal (UKA) yang hanya berada di peringkat 25 dari 33 provinsi di tanah air dengan nilai rata-rata 37,4 atau jauh dibawah rata-rata nasional, yakni 42,25.
Perolehan yang dicapai guru di Sumut itu tentunya membuat prihatin, apalagi Universitas Negeri Medan (Unimed) merupakan salah satu perguruan tinggi penghasil tenaga pendidik, yang lulusannya bukan hanya menjadi tenaga pengajar di kota Medan, namun juga dibeberapa daerah lainnya.
Hal ini membuat Unimed penasaran setelah melihat hasil UKA tersebut secara keseluruhan, dan berapa jumlah guru tamatan perguruan tingggi itu yang mendapatkan nilai buruk.
"Sebagai pencetak guru kita harus intropeksi diri. Apalagi pada tahun 2011, hasil ujian nasional siswa kita terlalu dibanggakan karena berada di posisi tiga besar untuk tingkat nasional. Namun dengan hasil UKA ini berbanding terbalik dengan perolehan yang telah kita raih sebelumnya," katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, Unimed memang bertugas mencetak mahasiswa menjadi seorang guru, namun setelah mahasiswa tamat dan menjadi guru, yang membina adalah dinas pendidikan.
"Apakah muatan lokal yang telah didapatkan para guru dalam bangku kuliah masih diterapkan dan dilanjutkan lagi saat di dinas, kita kan tidak tahu. Ini yang juga seharusnya diperhatikan semua pihak, apakah ada upaya meningkatkan kualitas guru dari dinas," katanya.
Ketika ditanya apakah faktor usia mempengaruhi kualitas guru, Khairil mengatakan, faktor usia tidak bisa dijadikan sebagai alasan utama dalam menghambat keberhasilan para guru mengikuti ujian.
Karena, menurut dia, semakin bertambahnya usia, maka akan bertambah pula pengalaman mengajar dan pastinya keilmuan yang dimiliki guru tersebut.
"Penurunan daya fikir memang ada. Namun bagi substansi keilmuan, materi yang diberikan kepada guru dalam uji kompetensi sesuai dengan tingkat kesulitan untuk seorang guru," katanya Guru Kreatip Murip Inovatip
"Tentunya sangat berpengaruh, bagaimana anak didik bisa bagus kalau yang mengajarnya tidak berbobot.Makanya guru jangan pernah merasa cukup puas dengan ilmu yang sudah diraihnya, namun ia harus terus semakin giat belajar," katanya di Medan, Rabu.
Hal tersebut dikatakannya menanggapi semakin rendahnya peringkat guru di Sumatera Utara (Sumut) dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Awal (UKA) yang hanya berada di peringkat 25 dari 33 provinsi di tanah air dengan nilai rata-rata 37,4 atau jauh dibawah rata-rata nasional, yakni 42,25.
Perolehan yang dicapai guru di Sumut itu tentunya membuat prihatin, apalagi Universitas Negeri Medan (Unimed) merupakan salah satu perguruan tinggi penghasil tenaga pendidik, yang lulusannya bukan hanya menjadi tenaga pengajar di kota Medan, namun juga dibeberapa daerah lainnya.
Hal ini membuat Unimed penasaran setelah melihat hasil UKA tersebut secara keseluruhan, dan berapa jumlah guru tamatan perguruan tingggi itu yang mendapatkan nilai buruk.
"Sebagai pencetak guru kita harus intropeksi diri. Apalagi pada tahun 2011, hasil ujian nasional siswa kita terlalu dibanggakan karena berada di posisi tiga besar untuk tingkat nasional. Namun dengan hasil UKA ini berbanding terbalik dengan perolehan yang telah kita raih sebelumnya," katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, Unimed memang bertugas mencetak mahasiswa menjadi seorang guru, namun setelah mahasiswa tamat dan menjadi guru, yang membina adalah dinas pendidikan.
"Apakah muatan lokal yang telah didapatkan para guru dalam bangku kuliah masih diterapkan dan dilanjutkan lagi saat di dinas, kita kan tidak tahu. Ini yang juga seharusnya diperhatikan semua pihak, apakah ada upaya meningkatkan kualitas guru dari dinas," katanya.
Ketika ditanya apakah faktor usia mempengaruhi kualitas guru, Khairil mengatakan, faktor usia tidak bisa dijadikan sebagai alasan utama dalam menghambat keberhasilan para guru mengikuti ujian.
Karena, menurut dia, semakin bertambahnya usia, maka akan bertambah pula pengalaman mengajar dan pastinya keilmuan yang dimiliki guru tersebut.
"Penurunan daya fikir memang ada. Namun bagi substansi keilmuan, materi yang diberikan kepada guru dalam uji kompetensi sesuai dengan tingkat kesulitan untuk seorang guru," katanya Guru Kreatip Murip Inovatip
Anda sedang membaca artikel tentang
Guru Kreatip Murip Inovatip
Dengan url
http://yunontonbareng.blogspot.com/2012/04/guru-kreatip-murip-inovatip.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Guru Kreatip Murip Inovatip
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar